Dalam
dunia tulis-menulis ini tidak pernah ada kata bakat, yang ada hanyalah kata passion. Coba kita hitung, berapa banyak
orang yang memiliki bakat tapi tidak sejalan dengan passion-nya? Sama seperti hobi, passion
juga berpengaruh pada hasil karya kita, yaitu tulisan.
Tentu
saja masalah untuk menghasilkan karya tulis yang berkualitas bukan hanya
terletak pada passion, namun banyak
poin-poin penting lainnya. Penyakit-penyakit dadakan yang hinggap di kepala
seorang penulis bisa menjadi kendala, seperti Writer's Block, Kebuntuan Ide, dan penyakit lainnya.
Stuck? Kehabisan ide? Tidak punya waktu?
Terlalu sibuk? Hahaha… omong kosong! Tentu saja kita memiliki waktu luang untuk
mengorek-ngorek isi kepala dan menulis, hanya saja kita ini terlalu malas dan
selalu mencari alasan pembenaran. Sayang sekali rasanya melihat ide-ide karya
tulis yang hanya tersudut di pojok folder yang bertuliskan NOT FINISH T___T
Semuanya
hanya berupa draft yang belum
dikembangkan sama sekali. Sejujurnya, dari sekian ide tulisan itu, ada beberapa
yang menurut saya out of the box (ini
menurut saya loh :p) tapi karena tidak ada langkah selanjutnya, akhirnya
berhenti di tempat. Jangankan menulis untuk karya tulis, untuk blog saja sudah
jarang T___T
Penulis
kambuhankah saya? Mungkin iya, karena saat ini saya mulai berusaha melakukan management time untuk selalu menulis, minimal
menulis untuk blog pribadi, hehehe. Meskipun sebenarnya passion menulis ini keluar lagi secara tidak langsung saat saya
sedang menekuni dan merintis usaha pribadi. Mau tidak mau saya harus bermain
dengan kata-kata lagi. Mau tidak mau saya harus bermain lagi dengan blog. Dan ternyata,
saya masih memiliki passion yang sama
untuk menulis :D
Meskipun
penulis kambuhan, tetapi saya pernah menghasilkan karya tulis yang dimuat di
salah satu majalah anak-anak loh ;) Dulu, saat saya sedang menimba ilmu di
bangku kuliah, saya pernah mengirimkan salah satu cerita/dongeng anak-anak ke
sebuah majalah. Saya tidak berharap banyak, hanya ingin tahu seberapa keren
tulisan saya, dan apakah pihak penerbit akan mau menerbitkannya. Ternyata Alhamdulillah
tulisan saya dimuat, judul tulisannya saya masih ingat, “Perjalanan Si Awan
Kecil”. Wah, rasanya sumringah terus seharian, apalagi saat itu saya menerima
wesel sebagai upah tulisan tersebut.
Tapi
ternyata itu adalah tulisan perdana yang pertama dan belum ada tulisan
berikutnya. Bukan karena penerbit tidak menerbitkannya, tetapi karena saya
sendiri yang tidak mengirmkan tulisan lagi. Hanya puas sampai di titik itu
(menyedihkan…).
Waktu
terus bergulir, hingga akhirnya saya bergabung dengan sebuah kumunitas menulis
di kota saya. Saya aktif sebagai pengurusnya dan telah menerbitkan sebuah buku
tentang blog, yang berjudul “Belajar Nge-Blog Yuk?!”. Buku tersebut saya
terbitkan dengan jasa self publishing,
meskipun ternyata belum ada yang membelinya, hahaha :D
Ah,
perjalanan dunia tulis-menulis saya ternyata seperti ini ya. Selalu ada sebuah
senyum dibalik kejadian. Saya rasa penulis lainnya juga pasti mengalami hal
yang sama, mengalami pasang surut niat dalam menjalani profesi-nya sebagai
seorang penulis. Baik itu penulis amatir, penulis setengah amatir, penulis professional,
penulis dadakan, penulis kambuhan, penulis palsu, penulis aji mumpung, penulis
latah, dan tipe-tipe penulis lainnya. Apa pun yang terjadi, apa pun yang
mendera, jangan biarkan passion
menulis itu pergi dari hati dan pikiranmu. Karena, apa pun situasi dan
kondisinya bila kita masih memiliki passion
tersebut, maka sampai kapan pun kita tetap akan bisa menulis J
Tulisan
ini diikutsertakan dalam 1st Giveaway blog Cokelat Gosong
-120215-
2 komentar:
Terdaftar! Terima kasih sudah berpartisipasi ^^
Weleh weleh... banyak sekali ya macemnya penulis. Aku dulu juga termasuk penulis kambuhan lho.. sekarang malah banting setir ke blog aja #gagalfokus :3
wah, kayaknya saya telat
Posting Komentar