27 Oktober 2011

Kisah Anak Negeri Perantauan Toraja, Kepedulian Sosial Hantarkan Menuju Prestasi


Unik dan menarik sekaligus menggugah kepedulian sosial, ditengah-tengah menurunnya rasa peduli antar sesama yang tergerus arus modernisasi.

Itulah yang ditampilkan oleh sineas Belo Tarran dalam film dokumenternya berjudul “Mutiara Pesisir Pantai”. Prestasi sineas muda asal Toraja ini boleh dibilang membanggakan. Film dokumenternya yang mengangkat tema tentang kesehatan, berhasil menyingkirkan 222 proposal film se-Indonesia hingga menjadi finalis bahkan masuk dalam lima besar terbaik.

Belo Tarran menuturkan, Eagle Awards yang diusung salah satu TV nasional Metro TV adalah sebuah kompetisi film dokumenter yang bergengsi bagi para sineas kaum muda yang kreatif dengan mengangkat tema tentang realita kesehatan masyarakat Papua di Kampung Ipaya Kabupaten Mimika, lokasi syuting pun digelar. Untuk mencapai lokasi, Belo harus berjuang masuk ke dalam hutan Papua yang terkenal dengan ganasnya malaria.

Lokasi syuting daerah Ipaya secara kebetulan menggugah hatinya dan menjadi ide kreatif ungkapkan fakta melalui Eagle Awards, cerita Belo saat mengunjungi daerah tersebut dalam rangka dinas kantor. “Saya pernah ke lokasi Ipaya dalam rangka dinas kantor, kebetulan saya bekerja di lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro di Timika”, ujar Belo.

Belo melihat realitas di depan mata. Fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat minim. “Melihat itu kok seperti ini tempatnya. Saya berpikir kenapa seperti ini, ada yang salah dan harus diperbaiki” terang Belo.

Dari kondisi masyarakat setempat yang tidak tersentuh kesehatan memadai, padahal Mimika adalah kabupaten termaju, selain sebagai kota tempat tinggal para karyawan PT Freeport Indonesia. Perusahaan yang mengelola kekayaan emas negeri ini. Kota Mimika atau lebih dikenal dengan sebutan Timika juga dekat dengan suatu kompleks mewah yang disebut Kuala Kencana, kompleks dimana karyawan level menengah Freeport menetap.

Dari tempat itulah inspirasi awal muncul hingga Belo berkomitmen untuk membuka mata masyarakat dan pemerintah lewat sebuah sineas. Sebuah fakta berbicara dalam jejak rekam yang dibuatnya melalui film dokumenter. “Kebetulan hobi saya dalam mengaktualisasikan kehidupan dalam sebuah ide cerita lewat rekaman film” tandas Belo.

Menurut pria yang dilahirkan di Luwu ini, mengungkapkan adanya suatu kebanggan bagi generasi Toraja karena berhasil menembus lima besar terbaik. Film sang perantau Toraja ini bersama empat finalis lainnya yang dikompetensikan dalam skala nasional. Bahkan film ini akan dikompetensikan di ajang internasional karena ide film yang unik, menarik sekaligus menggugah jiwa kemanusiaan.

Diusung oleh Metro TV, Eagle Awards adalah sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada anak muda yang kreatif dalam sebuah kompetensi film dokumenter. Apa yang dilakukan Belo Tarran dan sineas muda lainnya patut didukung, memaparkan realita nyata yang hampir tidak dilihat atau bahkan sengaja tidak ingin dilihat, karena tidak mendatangkan untung atau akibat ketamakan manusia itu sendiri.

Apakah karya Belo Tarran mampu menggugah penonton hingga merebut yang terbaik? Anda bisa saksikan pada hari Jumat tanggal 2 Oktobner 2011 mulai dari jam 8 malam. Akan dipilih Film Terbaik, Film Rekomendasi Juri dan Film Favorit Pemrirsa tahun ini, di salah satu TV nasional, Metro TV.


Sumber : kabar-toraja.com

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis