Tanggal 17 Agustus yang sangat
“kejepit” oleh perayaan besar Hari Raya Idul Fitri menjadi hal yang menyedihkan
bagi saya. Betapa tidak, saya yang selalu meng-elu-elukan rasa cinta kepada
Republik Indonesia melihat pemandangan yang semakin memiriskan rasa kebangsaan.
Tidak terdengar riuh tepuk tangan dalam perlombaan, tidak terlihat pohon pinang
berselimut oli hitam yang menjulang di tengah lapangan, tidak terlihat rangkaian
bedera merah putih kecil yang mengelilingi kampung, dan tidak terlihat lagi
anak-anak yang berlarian mengejar belut. Yang ada hanyalah deru kendaraan yang
semakin sarat dengan barang bawaan dan penumpang, hanyalah debu yang berterbangan
menutupi wajah-wajah kusam kelelahan, hanyalah kepulan asap dari tempat pembakaran
kue, hanyalah mall, pasar dan toko yang penuh sesak dengan orang-orang yang
berebut pakaian berdiskon besar-besaran.
Ah, tentu saja berbeda bukan?
Bangsa dan negara ini sudah mengalami banyak perubahan, bukan hanya perubahan dalam
bidang infrastruktur yang semakin menjamur dan mengganti hutan rimbun menjadi
hutan gedung, tetapi juga perubahan dalam bidang moral dan penghargaan kepada
bangsanya sendiri yang semakin menipis terkikis oleh kemajuan zaman dan
tergerus oleh adaptasi kebudayaan lainnya.
Siapa yang masih mengeluh
berada di dalam barisan upacara bendera? Siapa yang masih meng-update status
upacara bendera itu hal yang paling membosankan, menjemukan dan melelahkan? Siapa
yang masih mengumpat-umpat kalau durasi upacara bendera itu sangat lama dan
menyita waktu? Siapa yang masih bersungut-sungut dan ngambek ketika berada di
barisan paling depan pada upacara bendera? Siapa yang sengaja terlambat setiap
jadwal upacara bendera tiba? Itu baru upacara bendera biasa lho, bukan upacara
bendera di hari peringatan ulang tahun RI seperti hari ini.
Siapa yang masih menahan haru
atau bahkan menangis ketika melihat bendera merah putih berkibar mesra di
angkasa? Hanya mereka, para pahlawan veteran yang masih menyimpan kebanggaan
dan memori mereka saat berjuang merebut dan mempertahankan bangsa ini. Bukan hanya
perjuangan memanjat pohon pinang atau berlari di dalam karung, tetapi
sebenar-benarnya perjuangan untuk menyelamatkan bangsanya demi berkibarnya
bendera merah putih.
Tetapi kita yang hanya diminta
kesediaannya untuk memasang bendera atau berpartisipasi dalam upacara atau
merayakan dalam uforia perlombaan pun masih merasa enggan dan sungkan. Walah ndok/le,
dimana jiwa kebangsaaanmu? Perasaan sedih tidak akan mengangkat bendera merah
putih lebih tinggi lagi. Perasaan miris juga tidak akan membuat bangsa lain
lebih menghargai kita.
Maka, inilah sebenarnya ranah
pertempuran bagi kita semua. Perjuangan untuk mempertahankan bendera merah
putih dari penjajahan diri kita sendiri. Perjuangan untuk menyelamatkan generasi
muda dari kehancuran moral. Perjuangan untuk melestarikan semua kebudayaan kita
dari tangan-tangan jahil dan mulut-mulut usil. Perjuangan kita untuk bangkit
menjadi bangsa yang lebih pantas untuk dihargai bukan karena kekayaan alamnya
saja, tetapi dihargai dan dihormati karena pribadi dan kecerdasannya.
Ngimpi??? Tentu saja hanya
mimpi, tetapi justru dari mimpi itulah kita bisa bangkit, memperbaiki diri dan
meraih tujuan untuk menjadi bangsa yang lebih bermartabat. Ngimpi, terlalu
banyak kita bermimpi indah sehingga sukar untuk dibangunkan. Maka ngimpilah
ketika sadar, realisasikan kebanggakan kita berdasarkan mimpi sederhana. And then
the last but not the less, JUST TALK LESS and DO MORE for YOUR NATION!
170812
8 komentar:
Ya betul. Semangat idul fitri memang terlihat 'menutupi' kemeriahan HUT RI 17 Agustus lalu.
Namun demikian perlu kita ambil hikmah positif dari ini semua. Momentum yang jarang sekali terjadi ini mengartikan bahwa kedua hari besar ini menyatu jadi satu sehingga akan ada perasaan riang dalam hati, ketika ada hari kemenangan RI bersamaan dengan hari kemenangan umat Islam yaitu Idul Fitri.
Kita rasakanlah kedua euforia ini seakan melebur menjadi satu ^ ^
@Idrayana : betul itu :D
Selamat Idul Fitri 1433 H ya, mohon maaf lahir dan batin :)
good
good
good
good
good
goog
Posting Komentar