5 Januari 2012

Kenangan Semilir Angin di Puncak Simalem

Masih teringat dengan jelas di pelupuk mata saya tentang keindahan panorama yang disuguhkan oleh Taman Simalem Resort. Tahun lalu, saya dan kedua teman saya pertama kali mengunjungi tempat ini pada tanggal 6 Juni 2010. Keinginan untuk menjajaki tempat ini berawal ketika seorang teman yang menceritakan dan merekomendasikan taman spektrakuler yang memiliki luas (+/-) 200 hektar ini kepada kami. Rasa penasaran pun menyeruak dan memaksa kami untuk segera mengunjungi taman ini juga.

Rencana telah disusun, pagi buta ketika jam masih menunjukkan pukul 04.00 WIB kami sudah meluncur menuju ke arah jalan Jamin Ginting. Pukul 05.00 WIB, kami singgah sebentar untuk melaksanakan sholat subuh dan melanjutkan perjalanan kembali. Kami memilih pergi di waktu sepagi itu karena kami juga ingin melihat matahari terbit dari puncak Berastagi.

Namun sayang, rencana kami sepertinya kurang matang untuk melihat terbitnya matahari dari puncak Berastagi. Meskipun mobil yang kami tumpangi sudah berlari cukup kencang, namun matahari sudah keburu terbit dari balik pegunungan. Dan, beberapa tumpukan awan yang gelap pun ikut mengiringi terbitnya matahari, sehingga rintikan hujan menghujani kami ketika mengabadikan cahaya matahari yang tertutup awan itu.


Karena baru pertama kali kami mengunjungi Taman Simalem Resort, maka kami harus mengantongi beberapa info dan petunjuk penting untuk menuju ke tempat itu. Info yang kami kumpulkan seperti, jalan mana yang harus kami lewati, berapa lama perkiraan waktu perjalanannya, apa saja suasana yang disuguhkan di sana, dan info-info lainnya.

Berdasarkan perkiraan, lamanya waktu hingga sampai ke Taman Simalem Resort dari pusat kota adalah sekitar 3 jam. Karena kami tidak dikejar waktu dan terkesan santai, maka kami singgah sebentar di kota Berastagi untuk mengisi perut dengan sarapan lontong Medan. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB.

Setelah selesai beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kembali menyusuri jalan Jamin Ginting menuju daerah Kabanjahe. Hujan baru saja mengguyur jalanan sehingga jalanan yang kami susuri penuh dengan kubangan. Kami juga harus berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam lubang yang tidak kelihatan karena terendam genangan air. Dalam perjalanan itu, kami bertemu dan berselisih jalan dengan para pengendara off road, dan aksi para pengendara motor off road itu menjadi tontonan tersendiri bagi kami.

Kami bertanya beberapa kali kepada penduduk setempat untuk memastikan bahwa jalan yang kami lewati memang benar menuju ke arah Taman Simalem Resort. Lepas dari jalanan yang penuh lubang dan genangan air, kami disuguhi oleh pemandangan hamparan lahan pertanian dan perkebunan, seperti lahan tanaman cabe, kol, wortel dan tanaman sayuran lainnya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Akhirnya kami sampai di pintu masuk Taman Simalem Resort sekitar pukul 08.00 WIB. Biaya masuk ke taman ini tidak dihitung berdasarkan per orang, tapi per kendaraan. Untuk mobil keluarga seperti yang kami tumpangi ini, kami harus membayar biaya masuk sebesar Rp 200.000,- . Untuk weekend dan hari libur, harga tiket masuk adalah Rp 200.000,- sedangkan hari biasa hanya Rp 150.000,- . Namun, lain halnya dengan harga tiket untuk kendaraan yang lebih besar seperti bus, pengumuman yang tertera di pintu masuknya memberitahukan bahwa kendaraan bus harus membayar tiket sebesar Rp 1.000.000,- s.d Rp 1.500.000,- tergantung besarnya bus.

Dari tiket seharga Rp 200.000,- itu kami mendapatkan 3 lembar voucher seharga Rp 25.000,- yang bisa ditukarkan dengan berbagai makanan yang ada di café di dalam Taman Simalem Resort ini. Selain itu, kami juga mendapat beberapa lembar kupon diskon untuk bermain flying fox di arena outbond-nya, dan beberapa lembar informasi serta peta Taman Simalem Resort.

Memasuki halaman awal Taman Simalem Resort membuat kami berdecak kagum dan tentu saja tanpa membuang waktu kami singgahi tempat-tempat yang memiliki go spot yang bagus untuk berfoto. Salah satunya adalah di depan dinding yang bertulisan Welcome/Selamat Datang/Mejuah Juah dan sebuah rangkaian huruf Mandarin. Cukup lama kami menikmati tempat awal perhentian di taman ini dengan berbagai pose bak selebriti.


Kami kembali melanjutkan perjalanan kembali, ada beberapa tempat yang kami singgahi sesuai dengan peta yang telah diberikan oleh petugas di pintu masuk tadi.

1.       Pearl of Lake Toba
Langkah berikutnya kami menuju ke tempat yang bernama Pearl of Lake Toba. Pada tempat ini, kami disuguhi pemandangan danau Toba yang sangat memukau. Terdapat sebuah taman kecil yang menghiasi dinding bertuliskan Pearl of Lake Toba itu. Taman mini ini tertata dengan rapi dan tentu saja merupakan go spot yang bagus juga untuk berfoto.



2.       Tongging Mart and Cafe
Tak jauh dari lokasi Pearl of Lake Toba itu terdapat sebuah gedung yang bernama Tongging Mart and Café. Kami juga melangkahkan kaki untuk mengunjungi tempat ini. Di Tongging Mart dijual berbagai macam hasil perkebunan dan pertanian seperti buah-buahan dan sayuran yang segar dan merupakan bahan makanan organik. Memang harganya termasuk mahal bila dibandingkan dengan harga buah-buahan atau sayuran yang dijual di pasar, namun buah-buahan dan sayuran yang dijual di sini merupakan hasil panen langsung dari perkebunan dan pertanian di wilayah Taman Simalem Resort ini.

Di tempat ini kami juga bermaksud untuk menggunakan toilet. Toilet merupakan salah satu sarana umum yang sangat rentan dengan citra sebuah tempat pariwisata. Dan, toilet yang ada kami singgahi ini merupakan salah satu toilet yang memiliki pemandangan yang sangat bagus. Kebersihannya yang tetap terjaga, air yang sangat dingin dan pemandangan yang langsung menuju ke arah danau toba merupakan setting yang sangat pas terlihat dari balik kaca transparan dan hal ini  memberikan nilai plus, sehingga pengunjung pun merasa betah dan ingin berlama-lama berada di toilet.

3.       Karo Agro Tourism Farm
Tempat ini juga masih dalam satu kawasan dengan ketiga tempat di atas. Pemandangannya cukup asri dengan berbagai macam tanaman yang berwarna warni dan tertata dengan rapi. Di tempat ini terdapat papan nama yang berwarna orange dan bertuliskan Karo Agrotourism Farm dan ada sandi yang kami juga tidak mengetahui apakah itu tulisan dengan bahasa daerah atau bahasa lainnya.



4.       Toba Café
Masih berada di kawasan yang berdekatan, terdapat sebuah café bernama Toba Café. Di café ini kami menukarkan voucher makanan yang tadi kami terima ketika memasuki pintu Taman Simalem Resort. Harga makanan yang terdapat di sini juga termasuk mahal namun sesuai dengan kualitas yang mereka berikan. Kami menukarkan 3 buah voucher seharga Rp 25.000,- dengan pisang goreng krispi, dimana 1 voucher ditukar dengan 1 buah pisang goreng, sehingga kami mendapatkan masing-masing 1 buah pisang goreng krispi, cukup untuk mengganjal perut menjelang makan siang nanti.



5.       Pangambatan Valley
Perjalanan kembali kami lanjutkan menuju ke Pangambatan Valley. Pemandangan di daerah ini juga mantap dijadikan sebagai background foto. Tidak ada tempat yang bisa kami lewati selain untuk diabadikan dalam bentuk foto dan dengan berbagai gaya narsis.

6.       Pangambatan Zoopark
Kami juga menyusuri kebun binatang mini di Pangambatan Zoopark. Pada saat itu kebun binatang mini ini belum selesai dibangun karena terlihat masih banyak bahan bangunan yang masih berserakan di sekitar kawasan ini dan ada beberapa bangunan juga yang belum rampung sepenuhnya. Namun, kami juga menikmati berbagai nyanyian burung yang ada di dalam sangkar burung berukuran besar.

7.       Riverside Place
Pangambatan Zoopark berdampingan dengan Riverside Place, dimana tempat ini adalah tempat yang sangat cocok digunakan untuk berkumpul bersama dengan keluarga. Tempat ini di desain sedemikian rupa sehingga piknik menjadi nyaman karena berada di pinggir sungai dan dekat dengan kebun binatang mini. Kami tidak lama berada di tempat ini karena pada saat itu debit air sungai sedang naik sehingga airnya berwarna kuning, berarus deras dan terlihat sedikit berbahaya. Petugas yang berada di kawasan itu juga mengingatkan kepada kami agar kami berhati-hati menyusuri pinggiran sungai.

8.       Kodon-Kodon Café
Perut sudah keroncongan dan kami segera beranjak menuju Kodon-Kodon Café. Café ini juga memberikan view yang sangat indah. Lokasinya yang berada di puncak bukit membuat udara sejuk menjadi hal yang sangat menyenangkan. Pelayanannya yang ramah semakin membuat kami nyaman, dan harga makanan yang dijual di sini juga lumayan bersahabat, tidak terlalu mahal dengan rasa yang enak.

Di depan pintu masuk café ini terdapat sebuah kolam ikan yang sangat menyejukkan plus beberapa air mancur mini yang menghiasinya. Di bagian atas café terdapat beberapa permainan untuk anak-anak seperti perosotan, ayunan, anjut-anjutan, dan lain-lain.

9.       Puncak Taman Simalem Resort
Di sinilah letak posisi yang paling indah menurut saya. Jalan menuju puncak ini memang belum begitu mulus tapi cukup aman untuk dilalui. Perjalanan dari Kodon-Kodon Café sampai ke puncak sekitar 20 s.d 30 menit, dengan jalanan yang masih penuh dengan batu dan berbelok-belok. Hutan asri pun masih setia memanjakan mata kami dan hingga hampir sampai di tujuan, hamparan pemandangan yang indah kembali hadir di depan mata kami, takjub.

Di tempat ini terdapat sebuah pohon, satu-satunya pohon besar yang berada di tengah-tengah kawasan puncak Simalem. Pohon itu menjulang tinggi dan dikelilingi oleh gundukan tanah yang dipagari oleh pagar semen berukuran rendah. Kami berkeliling, duduk di antara ilalang yang tinggi, menikmati indahnya sinar matahari yang menerpa air danau Toba, menghirup semilir angin pegunungan, bermanja dengan pemandangan alam yang alami, dan tentu saja mengabadikannya dalam bentuk foto kembali.



Cukup lama kami duduk termenung di tempat ini, tiada yang bergeming dan tiada yang bersuara, kami semua benar-benar menikmati dan menyukai tempat ini. Jauh dari kebisingan, jauh dari asap polusi dan jauh dari permasalahan. Menjelang sore hari kami berangsur turun dan mencoba menjajaki tempat yang lain dari Taman Simalem Resort ini.

10.   Fruit and Vegetables Farming
Kami menyusuri lahan luas yang digunakan sebagai pertanian buah-buahan dan sayuran. Area ini sangat luas sehingga kami menikmatinya dengan perlahan dan melihat detail demi detail tatanan taman sebagai penghias lahan ini. Kami menghentikan mobil kembali, duduk di tepi jalan dan menghadapkan wajah ke arah hutan lindung yang masuk ke kawasan Taman Simalem Resort ini. Suara-suara makhluk hutan lainnya yang saling bersahutan semakin menambah teduh suasana, sungguh keadaan yang jarang ditemui di dalam hirup pikuk kesibukan kota.

Sebenarnya masih banyak tempat yang belum kami singgahi di dalam kawasan Taman Simalem Resort ini. Selain karena areanya yang sangat luas, juga waktu yang tidak memungkinkan. Beberapa tempat yang tidak sempat kami datangi adalah Labyrinth, Amphitheater, Campsite & Jungle Trekking, Tongging Lodge Dormitory, Waterfall Lodge. Sedangkan tempat yang pada saat itu belum selesai dibangun adalah Merek Funland, 9-hole Gorat Ni Padang Golf dan beberapa nama tempat lainnya.

Hari sudah semakin sore, meskipun kami masih merasa belum puas tapi kami harus segera beranjak dari tempat ini dan pulang ke rumah. Perjalanan yang tadi kami lewati mulai kami susuri kembali. Hujan kembali turun mengguyur bumi menambah raut kelelahan karena menghabiskan sehari penuh di Taman Simalem Resort. Jalan Jamin Ginting yang masih panjang juga kami lalui hingga salah seorang teman saya berkata dengan wajah lelahnya “Tolong keluarkan aku dari jalan Jamin Ginting ini…”, dan sepenggal kalimat itu langsung membuat kami tertawa lepas.

Tentu saja kami masih berada di jalan Jamin Ginting, karena jalan ini adalah jalan terpanjang di Sumatera Utara, bahkan di daerah Kabanjahe pun masih masuk ke dalam wilayah jalan Jamin Ginting ini. Meskipun lelah tapi kami senang dan sangat menikmatinya serta tidak menyesal mengorbankan waktu dan beberapa lembar uang karena apa yang kami dapatkan sebanding dengan pengorbanan itu.

Tulisan ini adalah serangkaian pengalaman mengunjungi Taman Simalem Resort yang tidak akan pernah terlupakan. Tulisan ini sebagai rasa kagum saya akan puncak Simalem dan sebagai alasan untuk memperkenalkan pariwisata yang ada di Sumatera Utara. Selain itu, tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes Sumatera Utara Ini yang dilaksanakan oleh Blogger Sumut.

Selain itu, ada beberapa tips dari saya bila Anda ingin mengunjungi Taman Simalem Resort, yaitu :

  1. Bila Anda ingin mengelilingi Taman Simalem Resort dan mengunjungi tempat-tempat rekreasi di sini satu per satu, maka sediakan waktu lebih awal. Misalnya Anda berangkat dari kota Medan pada pagi hari sekitar jam 6 atau jam 7.
  2.  Gunakanlah kendaraan yang telah di service dan di cek segala sesuatunya untuk perjalanan  jarak jauh.
  3.  Bawalah persediaan makanan kecil, minuman dan obat-obatan.
  4. Bagi Anda yang muslim, sebaiknya membawa bekal makanan berat sebagai bekal karena daerah yang akan Anda lewati adalah daerah non muslim yang menjual berbagai makanan tidak halal.
  5. Gunakan pakaian yang nyaman dan bawalah jaket atau pakaian hangat lainnya.
  6. Gunakan alas kaki yang nyaman dan tidak merepotkan untuk berjalan jauh.
  7. Bila Anda pertama kalinya pergi ke tempat ini, maka perhatikanlah setiap tanda yang mengarahkankan jalan Anda menuju ke Taman Simalem Resort. Jika Anda ragu, seringlah bertanya kepada penduduk setempat.
  8. Perhatikan juga bulan berapa Anda akan mengunjungi tempat ini, karena pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Juni s.d Desember atau Januari, adalah musim hujan dan berangin. Pada bulan-bulan ini angin akan bertiup sangat kencang, bukan hanya dingin tapi juga bisa membuat Anda terlempar.
  9.  Jangan lupa membawa gadget untuk mengabadikan panorama dan pemandangan di tempat ini.


050112

2 komentar:

yildiz mengatakan...

mantabh!!
cobain jungle track nya ir... ada air terjun di dalamnya. keren...

Irda Handayani mengatakan...

@Yildiz : Terima kasih :)
Iya yil, aku belum pernah nyobain jungle track-nya.... maybe next time...

Posting Komentar

ShareThis