Banyak orang mengatakan bahwa membuat buku atau desain (menggambar) itu mudah, ya, mudah kelihatannya tapi sebenarnya cukup rumit dan sulit. Siapa sih yang tidak bisa membuat buku? Hanya tinggal menulis dan merangkai kata saja kan? Yup, itu benar. Tetapi, apakah Anda mengetahui, memahami dan menguasai sistem dari buku itu sendiri? Tentu tidak semua penulis mengerti tentang hal itu.
Sebuah sistem dapat dipelajari, namun apa yang disebut sebagai imajinasi tidak akan pernah bisa dipelajari, karena imajinasi adalah hasil karya Tuhan yang disematkan ke dalam pikiran manusia. Banyak para penulis yang telah membagikan rahasia, tips dan triknya dalam menulis dan membangun sistem pembukuan, tetapi hal itu bukanlah faktor penting dari sebuah sistem buku.
Semua orang memiliki imajinasi yang beragam, dan semua orang bisa berimajinasi, seperti kata Spongebob “Imajinasi…” sambil melengkungkan kedua telapak tangannya dan terbentuklah pelangi. Sedangkan Squitward harus berusaha mati-matian untuk mewujudkan imajinasinya sendiri. Keadaan dan kondisi yang berbeda bukan?
Lantas, apa hubungannya imajinasi dengan membuat buku atau mendesain? Tentu saja ada hubungannya, penulis mana yang akan menulis ceritanya tanpa berimajinasi? Kecuali para penulis bidang eksakta yang memang ilmunya nyata dan ada bukti ilmiahnya, tidak bisa di”karang-karang”, tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa dicampurbaurkan dengan imajinasi. Bahkan, penulis yang menulis cerita berdasarkan true story pun harus berimajinasi. Sedangkan desainer, baik desainer pakaian maupun desainer grafis, juga pasti akan berimajinasi untuk menghasilkan karya yang indah dilihat.
Imajinasi adalah salah satu titipan Tuhan yang paling berharga bagi seorang penulis maupun seorang desainer. Imajinasi akan semakin indah bila terus dikeluarkan, dipermak menjadi sebuah karya, diasah hingga menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat, dan keberhasilan di bidang lainnya yang menggunakan imajinasi.
Berimajinasi itu mudah loh, sama seperti mengkhayal. Beti-lah, beda tipis :D Bila imajinasi diproses dengan takaran yang pas akan menghasilkan banyak hal yang bermanfaat. Sedangkan mengkhayal, eits, tunggu dulu, ditakar dengan porsi berapapun tidak akan menghasilkan sesuatu. Bermimpi, juga beti dengan berkhayal, namun mimpi adalah bahan bakar bagi seseorang, dia akan berusaha dan bekerja keras demi mewujudkan mimpinya. Bedakanlah kapan harus berimajinasi, kapan harus merajut mimpi dan kurangkanlah porsi untuk berkhayal.
Jadi, siapa bilang kalau menulis itu sulit? Dan, siapa pula yang mengatakan kalau menulis itu mudah? :D Kembangkanlah imajinasimu hingga mencapai mimpi yang ingin kamu wujudkan, dan ingat, jangan terlalu banyak berkhayal J
030412
4 komentar:
menulis emank gampang2 susah bahkan bg sy susah banget... hehe..tp klo tdk memulai mana bisa...? thx info ya mbk... :)
Yang susah bisa jadi mudah asalkan mau dan serius berusaha :D
Tapi kalau berimajinasi sih mudah sekali. Yang *luamayan* susah itu menuangkan imajinasi menjadi sesuatu yang konkrit. Sekali lagi, yg susah itu bisa jadi mudah, asalkaaaaan....
yesss, anda benaaar.. berani mencoba dan MAU berusaha \^.^/
pengalaman waktu nulis 50.000 kata di bulan januari kemarin, benar2 sangat dibutuhkan konsistensi dalam menulis plus imajinasi untuk pengembangan cerita.. intinya fokus dan konsekwen :)
@Lentera Langit : terima kasih kembali :)
@diniehz : iya, bener :) Yang mudah jadi sulit, eh yang sulit jadi mudah :D
@NF : terima kasih atas sharing-nya mb :)
@all : ayo semangat menulis lagi ^^v
Posting Komentar