12 Juni 2012

Back Up Naskah Dengan Tulisan Tangan


Semangat malam sobat RBI :D
Malam ini saya akan menebus postingan kemarin malam yang dirasa sangat sedikit dan tidak memuaskan, hehehe…

Menyingung topik yang saya bahas kemarin yaitu tentang Peralatan Lama dari seorang penulis, dimana pena dan buku atau note mini masih memiliki fungsi yang sangat bermanfaat. Ketika mati lampu, ketika laptop kesayangan sedang “sakit”, ketika uang tabungan masih belum cukup untuk membeli fasilitas yang lebih “manusiawi”, atau ketika sedang bosan dengan gadget (ada nggak ya sobat RBI yang bosan sama gadget-nya? :p )

Ketika hati sedang merasakan KKN (Kesal, Kalut dan Nelangsa) maka saya terbiasa menggunakan kedua benda itu (pena dan note mini) untuk meluapkan apa yang saya rasa. Meskipun terkadang saya juga suka meluapkan semua kata-kata dengan menekan tuts keyboard laptop kesayangan dengan kecepatan di atas rata-rata hingga kata-kata yang dirangkai acut-kadut, tapi menuliskan perasaan dengan menggoreskan pena di atas kertas menimbulkan perasaan yang sangat berbeda.

Tulisan tangan-meskipun hanya kita sendiri yang mengerti-sangat berbeda makna dan dengan tulisan yang diketik dengan mesin. Esensi tulisan tangan sendiri itu sangat melekat dengan si penulis, maka tidak heran bila para penulis best seller terbiasa menuliskan garis besar atau karakter-karakter tokoh-tokoh naskahnya di atas buku dan menggunakan tulisan tangan J

Ketika semua tulisan itu sudah dipindahkan ke media pengolah kata seperti Word, maka kita masih memiliki backup berupa hardcopy dari naskah tersebut. Menulis di atas kertas adalah tindakan mem-back up hasil pikiran kita sendiri, back up yang sangat berguna bila suatu saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada benda-benda elektronik penyimpan naskah kita, seperti laptop, komputer atau gadget lainnya. Tapi bila suatu saat terjadi bencana alam seperti banjir atau kebakaran, maka bersiaplah untuk ikut menyelamatkan semua back up naskah hardcopy tersebut, hehehe….

Selalu ada keuntungan dan kerugian dari metode atau peralatan apa yang kita gunakan untuk menulis dan menuangkan ide. Dan selalu ada resiko apa yang mengincar naskah-naskah berharga kita itu. Jadi, kita harus selalu siap sedia melakukan back up tulisan dalam bentuk apa pun J



120612

4 komentar:

Dini Haiti Zulfany mengatakan...

Kalo saya, file data2 penting selalu simpan di internet. Bisa disimpan di e-mail atau di wordpress *di save draft*.

Kalo memang harus ditulis tangan, yah, yaudah deh ditulis hehe..

Irda Handayani mengatakan...

@diniehz : iya mb, saya dulu begitu, tapi semenjak menggunakan modem saya malas melakukannya, ribet dan LOLA banget :D

GPN Purwodadi mengatakan...

tulisan saya jelek.. T.T

Irda Handayani mengatakan...

@GPN Purwodadi : yang penting masih bisa dibaca kan? :)

Posting Komentar

ShareThis